Langsung ke konten utama

Balada si "DoMud"




Huahhh.....
Akhirnya liburan juga sodara-sodara sekalian
Setelah mendaki gunung dan melewati lembah semester 4 (ninjahatori.com), akhirnya kelar juga penderitaan saya di semester ini. Nggak tanggung2 juga, liburnya 3 bulan coyy,,,,,

Baru semester 4 ini, rasanya bisa libur dengan "tenang", walaupun ada agenda SP matkul farfis 2 :(
Tapi tetep,, liburan ini waktunya buat hibernasi dirumah. Hehehe

Habis UAS kemaren rencananya saya mau langsung pulkam kerumah. Tapi kelihatannya rencana gatot alias gagal total. Dari urusan kampus yang ngurusin SP sampe` orang2 rumah yang pengen liburan ke malang. Hadehh... heran, kalau saya di Malang orang2 di rumah malah di Pandaan. Tapi kalau gilirannya mau pulkam tu orang2 rumah pada mau ke Malang -_-"

Awal liburan justru diisi dengan berlibur ke "rumah sakit".
Hmm,,, emang malang sekali nasib saya. Sebenernya dari waktu UAS dulu udah sakit, tapi baru liburan ini sempet berobat. Emang gak enak banget ya. Udah liburan tapi malah isinya ke rumah sakit.

Jadi,, Pada suatu hari yang cerah saya dan ayah saya pergi ke RSUD Bangil.
Ceritanya kami mau ke poli THT, soalnya radang tenggorokan saya kambuh. Tapi kali ini parah banget, batuk2 terus sampe` sesak nafas tiap malem, jadi saya memustuskan langsung saja ke poli THT ketimbang ke dokter umum terlebih dulu.





Setelah ke loket, kami langsung menuju poli THT. Dan ternyata antriannya udah rame banget mirip antrian bagi-bagi sembako gratis di kelurahan. Padahal waktu itu masih jam 9 pagi. Yang membuat saya terharu adalah ternyata banyak juga orang2 yang bernasib seperti saya. Hiks... Hiks... (Lebayy,,, :p) Hahahaha

Karena rumah sakit yang saya datangi adalah rumah sakit umum, jadi harap maklumlah kalau pelayanannya juga agak2 lemot. Kira-kira satu jam lebih, saya nunggu antrian. Sampe` mati gaya rasanya, dari maen hp, buka facebook, buka twitter gak selesai2 juga nunggu tuh antrian

Finally,,, nama saya dipanggil juga. Fiuhh....
Masuk kedalam ruang praktek, saya disambut dengan bau khas rumah sakit yang mirip baunya cairan pembersih karbol superpel yang tentu saja nggak enak. Belum lagi dengan alat2 super menyeramkan yang lebih mirip alat penyiksaan. Yang membuat saya tertawa adalah sebuah benda mirip lampu senter kecil yang melingkar di kepala si dokter. Kalau ngelihat jadi mirip tukang2 penggali saluran air. Hehehehe

Tapi bukan itu yang membuat saya terpana, dibelakang si dokter ada segerombolan makhluk-makhluk berjas putih memakai name tag. Perasaan saya mulai nggak enak tuh
Dan benar sekali dugaan saya, ternyata mereka adalah para dokter2 muda. Atau lebih tepatnya para calon dokter yang lagi menempuh ujian profesi. Sialnya lagi, dari tiga pasien yang dipanggil masuk saya saja yang diperiksa oleh si dokter muda. Oke,, biar nggak repot atau panjang banget manggil dokter muda mending saya kasih singkatan manggilnya "DoMud" aja. Intinya saya dijadikan kelinci percobaan mereka buat ujian kasusnya.

"Namanya siapa dek??". Tanya si DoMud sambil sok sibuk nyatet2 di jurnalnya

"Raisa.."

"Umurnya??"

"Mmmm..... berapa ya. 19 tahun dok...."

"Alamat??"

"Pandaan...". Jawab saya untuk ke"sekian kalinya". Heran ni orang mau meriksa pasien apa mau sensus penduduk. Sekalian aja tanya bintang sama makanan kesukaan saya apa. (ngarep.com)

"Jadi... Keluhannya apa dek...". Tanya si DoMud yang masih sok serius nyatet

Saya pun cerita tentang keluhan2 penyakit, dari demam, susah napas, batuk2, sampek obat yang biasanya saya minum dengan harapan si DoMud tau apa penyakit saya dan penyembuhannya gimana. Tapi si DoMud cuma manggut2 kepala sambil kelihatan agak bingung. Mungkin bingung kali ya, penyakit saya apa keluhannya banyak banget. Saya pun curiga ni orang kok dari tadi cuma manggut2 melulu plus sesekali nanya pertanyaan nggak penting. Bukannya apa2 kalau diagnosanya salah, bahaya juga kan jadinya.

"Oh... gitu,,  gitu,,. Ok, sekarang coba saya periksa hidungnya dulu ya...". kata si DoMud

Layaknya anjing herder, saya pun pasrah saja diperiksa lubang hidungnya. Yang membuat saya lebih curiga, perasaan saya sakit tenggorokan nggak sakit pilek atau apa gitu. Tapi kok sampe` meriksa hidung segala.

"Ok... sekarang buka mulutnya ya..."

Masih seperti anjing herder yang kehilangan induknya, saya masih nurut2 aja sama permintaan si DoMud yang satu ini. Setelah saya diperiksa tenggorokannya, si DoMud kembali manggut2 kepala plus matanya kelihatan bersinar-sinar kayak nemu berlian seratus karat di tenggorokan saya.

"Hmmm.... Kayaknya sih ini tonsil akut." Kata si DoMud sambil buka-buka bukunya.

"Hah... Nggak salah dok. Bukannya Faringitis...". Jawab saya yang heran dengan diagnosa si DoMud. Mengingat selama ini saya punya riwayat penyakit Faringitis sejak SMP. Kok ujug2 di diagnosa sakit tonsil, akut pula. Hiyyy... serem banget dengernya.

"Iya ta... Coba saya lihat dulu di buku. Maaf ya dek, saya ini ujian jadi mohon maaf ya kalau masih gini". Balas si DoMud yang mukanya kelihatan pucat plus bingung.

"Oww... iya dok gak pa pa,,,". Yasalam.... buset deh kalau misalnya periksa kayak gini. Masak dokternya masih nyontek buku kalau diagnosa pasien.

Setelah itu, si DoMud menanyakan beberap pertanyaan yang diakhiri dengan saya disuruh menunggu di luar dulu. Sebelnya,,, nunggunya itu lo lama banget. Akhirnya setelah menunggu kira-kira setengah jam lebih tanpa kepastian yang jelas (makin absurd aja bahasanya,,, hehehe) saya pun dipanggil kembali. Ternyata kali ini saya diperiksa oleh si dokter "asli"nya. Mungkin waktu diperiksa sama si DoMud tadi tuh cuma buat ujian, dan sekarang waktunya ngelihat diagnosa si DoMud salah apa bener. Hahahaha

"Coba buka mulutnya... Biasa aja, yang tegap kalau duduk". perintah si Dokter yang kayaknya serem banget mukanya. Pantesan para DoMud-DoMud dibelakangnya kelihatan ketakutan kalau udah si Dokter ngomong.

Saya pun membuka mulut. Apess deh... masak diperiksa dua kali, udah gitu kalau masukin alatnya ke mulut, si Dokternya kayak kalap gitu lagi. What`s a pity I am....

"Jadi keluhannya apa ini..." Tanya si Dokter masih dengan wajah sinisnya.

"Batuk berdahak terus tiap malem sampek sesek nafas dok."

"Susah nelen nggak kalau makan??".

"Hmmm.... agak sakit sih."

"Rasanya sakit apa kayak ada yang nyangkut di tenggorokan??"

"Kayak ada yang nyangkut di tenggorokan".

"Demam??"

"Hmmm... agak demam."

"Sejak kapan??"

"Hmmm.... seminggu yang lalu dok"

Lalu si Dokter berbalik ke arah para si DoMud, lalu bertanya. "Ada yang tau penyakitnya apa??"

Para DoMud-DoMud hanya diam sambil nundukin kepalanya. Mungkin mereka takut sama si Dokter jadi takut buat jawab atau emang mereka nggak tau jawabannya apa. Mereka malah sok sibuk nulis-nulis gitu. Hmm... semakin absurd saja para DoMud-DoMud ini.

Setelah itu si Dokter menulis beberapa resep, panjanggg banget. Kayak saya sakit kanker atau stroke aja obatnya banyak gitu. Tau nggak ternyata saya sakit apa sodara-sodara???

FARINGITIS ALERGI

Hahahaha.....
Mau ketawa aja rasanya waktu si Dokter ngomong kalau penyakit saya adalah faringitis bukannya tonsil akut seperti yang di diagnosa si DoMud tadi. Tapi sebenernya saya penasaran, si DoMud tadi pas ujian waktu meriksa saya tadi apa dia nulis diagnosa akhirnya tonsil akut atau faringitis ya. Kalau dia nurut apa kata saya tadi mungkin saat ini dia udah lulus ujian, kalau enggak ya wassalam aja wes...
Kapan lagi dapet pasien secantik saya dan ngasih tau jawabannya apa. Wkwkwkwkw.... Just kidding guys


Penderitaan saya belum selesai ternyata. Setelah dari situ, saya menuju ke apotik. Ternyata resep yang dikasih dokter tadi adalah resep racikan bukan obat langsung jadi. So... kudu nunggu agak lama deh. Hmm.. kalau lihat apotik, saya jadi berpikir tentang masa depan. Hahahaha

Nunggu lama, dan akhirnya saya hanya mendapat satu strip obat dan satu bungkus kapsul.



Ternyata kesehatan itu berharga ya... Terkadang orang tidak mensyukuri arti sebuah kesehatan. Bisa bernafas, bisa melihat, bisa berjalan dengan baik saja itu merupakan suatu kenikmatan. Terkadang pergi ke rumah sakit itu pembelajaran bagi kita agar kita dapat mensyukuri semua itu. Banyak saudara-saudara kita yang lebih tidak beruntung dari kita. Jadi kuncinya adalah BERSYUKUR dan menjaga apa yang telah diberikan Allah untuk kita. ^_^








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Go Pandaan!!

Yups.. Kali ini saya akan sedikit bercerita tentang perjalanan ke kota asal saya PANDAAN Tepatnya hari sabtu kemarin, setelah mengikuti UTS (Ujian Tengah Semester) terakhir di kampus. Saya langsung bergegas untuk pulkam. Mengingat sudah sekitar satu bulan, saya belum sempet pulang ke kota Pandaan tercinta. Jadi rasanya semangat banget buat pulkam kali ini. Walaupun besoknya saya harus tetap kembali ke Malang untuk kembali berktivitas kuliah seperti biasanya buat hari seninnya.  Terkadang cuma sehari pulang, namun tidak menyurutkan semangat saya. Dari semester 2 kemarin, saya sudah mulai terbiasa. Kalau jadwal perkuliahan mahasiswa pada umumnya mulai dari hari senin sampai dengan hari jum`at. Lain halnya dengan saya, kuliah mulai dari senin hingga hari sabtu belum lagi hari minggu harus mengikuti kuliah ahad pagi. Rasa-rasanya hampir jarang saya menyempatkan untuk dapat pulkam. Padahal jarak Malang-Pandaan bisa dibilang tidak terlalu jauh. Kalau naik bis, hanya memerluk

Bukit Teletubbies di Bromo

Masih inget acara anak-anak yang satu ini?? Dulu kira-kira waktu jaman saya masih SD, setiap jam 10 saya selalu udah stand by di depan tv. Tangan pegang remote, pindah ke channel ikan terbang nunggu 4 makhluk absurd ini muncul. Begitu lagu opening masuk lalu si tingkiwingki, dipsi, lala nggak ketinggalan poo muncul lewat lubang atap rumah. Kemudian gak lupa mereka joget-joget keliling padang rumput dengan tampang yang nggak berdosa. Kalau dipikir sekarang, kok bisa ya saya suka sama mereka. 4 makhluk aneh dengan layar televisi di perutnya gak lupa antena beraneka macam bentuk udah gitu gak pake baju lagi. Dibilang manusia nggak... dibilang hewan nggak juga... dibilang tumbuhan apalagi. Benar-benar absurd sekali........ hahaha Tapi yang paling saya sukai dari acara ini adalah setting tempatnya. Terhampar padang rumput yang luas, banyak bukitnya dan bunga-bunga yang tumbuh. Wuihh.... ngiri banget lihat para teletubbies bisa tinggal di tempat kayak gitu. Apalagi lihat kandang